adsensense champ

Jumat, Desember 24, 2010

Pria-pria Ganjen dan Gatel…

Ups, jangan protes dulu baca judul di atas..!!
Saya mengatakan demikian bukannya tanpa alasan lho. Dari beberapa sampel pria emang punya hobi ganjen dan gatel. Bahasa kerennya mereka doyan “flirting”, hehe… Kalopun bukan hobi, ya mereka punya indikasi untuk jadi ganjen dan gatel.
Yang protes harap sabar…!
Tunggu saya menyelesaikan tulisan saya ini.

Contoh 1 : ketika saya pertama datang ke Padang dulu (sebagai Pegawai baru, tentunya) entah berapa orang yang menawarkan diri untuk menemani makan siang atau sekedar jalan-jalan (padahal mereka sudah beristri, atau sudah bertunangan). Dan jujur, saya mendapatkan beberapa sexual harrashment dari mereka. Saya tidak pernah mengenakan pakaian yang merangsang, atau juga perilaku yang saya pikir jauh dari ganjen. Tapi ya itulah, ternyata mereka tidak pernah ada kapoknya. Belum lagi ada sms maupun miscall yang nggak pernah juntrungannya. Mungkin mereka sedang “iseng-iseng berhadiah”, siapa tahu beruntung. Maksudnya beruntung mengajak saya pergi dan sebagainya. Karena ajakan mereka bukan ajakan sebagai rekan kerja yang tulus mengajak saya makan siang atau jalan-jalan, namun mereka seakan-akan ingin menunjukkan that they can do that.
Ternyata hal ini tidak hanya terjadi pada saya, namun melanda dua teman sekantor saya yang juga Pegawai baru (mereka gabung dua tahun setelah saya gabung). Hingga menimbulkan trauma dan antipati bagi cewek seperti kami.
Contoh 2 : Seorang teman cewek saya(lagi-lagi teman sekantor) bercurhat pada saya, bahwa ada seorang cowok dari divisi lain yang menyatakan cinta padanya, dan memaksanya menerima cintanya walaupun tahu kalo si cewek ini udah punya pacar serius. Si cowok ini pun ikhlas jadi “sephia”,asalkan jadi pacar si cewek tersebut. Padahal si cowok pun pada saat itu juga punya cewek yang tidak kalah cantiknya, dan mereka sudah pacaran 5 tahun.
Betapa mengenaskan, si pacar yang telah dipacarinya selama 5 tahun akan ditinggalkan, atau minimal diduakan gara-gara dia mengenal cewek lainnya.
Contoh 3 : Seorang sobat kental saya (cowok) juga nekat menyatakan cintanya pada seorang cewek, dimana cewek itu juga sudah punya pacar/tunangan yang serius. Si cowok ini nekat selalu mengapeli dan menelpon si cewek, malah tak jarang menjemputnya ke kantor tempat si cewek kerja. Untungnya, pacar si cewek ini berada di luar kota, jadi agak sedikit aman lah. Padahal teman saya yang cowok ini juga punya pacar di luar kota juga, tapi dia nekat ingin jadi pacar si cewek ini. Istilahnya, sama-sama jadi “sephia”nya lah. Gila nggak sih????
Hebatnya, si cewek ini juga sama ganjennya, dia meladeni pula ulah si cowok ini.
Belakangan, ketika si cewek ini menikah dengan tunangan dia yang asli, teman saya ini ngamuk berat. Katanya dia udah kadung cinta ama itu cewek, dan dia merasa selama ini udah kemana-mana bareng, masa’ nikahnya ma orang lain. Untungnya, si cewek udah insyaf, dan dia tidak meladeni ulah si cowok itu lagi. Cewek ini udah nikah dengan tunangannya yang asli dan mereka bahagia. 
J sementara sobat saya gigit jari (kacian deh lu,..!!!)
Contoh 4 : Ada seorang teman cowok yang telah menikah, dan mereka mempunyai dua orang anak. Umur mereka tidak terpaut jauh lah, maklum mereka memang pasangan muda.
Sepintas mereka terlihat harmonis dan bahagia, namun ternyata si suami agak sedikit gatal. Dia sering menelpon dan kirim sms nggak penting yang agak menjurus ke teman cewekku yang kebetulan masih lajang.
Kalo sms atau telpon tentang kerjaan itu masih bisa dimaklumi, namun jika smsnya nggak penting, sekedar ngucapin met malam, udah makan malam belon? Itu patut diwaspadai. Dan parahnya, hal ini dilakukan ketika si istri sedang keluar kota. Ketika si istri telah kembali ke rumah, sms dan telpon itu pun berhenti dengan sendirinya.
Apa ini bukan namanya gatel???
Contoh 5 : Eh kasus yang sejenis juga ada, si cowok yang terkesan pria baik-baik, suami yang sholeh, ayah yang baik, ketika pergi keluar kota memanfaatkan waktunya untuk “flirting” menjajal kemampuannya utk menaklukan hati cewek dengan mengajukan proposal untuk “bercinta” dengan pacar lamanya yang berada di kota tersebut. Kalo bukan gatel, apa namanya???
Contoh 6 : Ada seorang kenalan yang sudah menikah lama dan telah mempunyai 2 anak (yang paling besar sudah SMU), kisaran usia mungkin 40tahunan. Dia pun masih tetap berpacaran dengan pacar lamanya walaupun dia sudah menikah. Segala sesuatu dibelikan untuk sang pacar ini agar luluh hatinya. Belum lagi acara makan siang maupun makan malam bersama. Apalagi yang ada dalam benak si bapak ini, sementara kedua anaknya sudah ABG, beliau masih senang berpacaran. Yang ini sih namanya gatel stadium III, parah banget,..!!
Contoh 7 : Ada kenalanku cowok, sebut saja namanya Suranto, dia baru menikah 2 tahunan yang lalu, dan sekarang baru mempunyai anak pertama yang berusia 4bulan. Sepintas dia adalah orang alim, orang baik-baik, rajin, dan sayang istri. Namun dia ternyata diam-diam menikam istrinya dari belakang tanpa ketahuan. Bagaimana caranya? Ternyata Suranto ini menghubungi kembali pacar lamanya, dan kembali mengatakan bahwa dia masih kangen padanya, masih mencintainya, tidak bisa melupakannya, dan berbagai bullshit lainnya. Untungnya si pacar lama ini tidak meladeni ulah gila Suranto ini, karena dia sendiri juga sudah menikah dan hidup bahagia dengan suaminya. Parahnya, mereka bertiga (Suranto, istrinya dan pacar lamanya) adalah teman sebelum menikah. Dan istri maupun pacar lama ini pun masih berteman akrab, si pacar lama ini sangat merasa bersalah dengan Ny.Suranto dan juga sangat muak dengan Suranto, kok bisa ada cowok setega itu.
Pembaca, kalo yang ini ganjen jenis apa ya? Stadium berapa?
Contoh 8 : kalo yang ini tah isengnya ABG (eh tapi yang nglakuin bapak-bapak umuran 40tahunan). Beliau suka banget sms atau miscall ke sembarang nomor dan minta kenalan, ABG banget kan????
Padahal anaknya udah lima lho,.. ato jangan-jangan jaman dia muda nggak ada HP, so dia pubernya telat. Ato malah dia lagi puber kedua ya?? Hii,… 
L
Contoh 9 : Ada seorang bos di perusahaan tetangga yang jatuh cinta pada anak buahnya, padahal dia juga sudah menikah. Bencinya, dia mengemukakan alasan klise bahwa dia dinikahkan dan tak ada cinta di antara mereka. Si anak buah ini sampai akhirnya juga jatuh cinta, walaupun awalnya dia hanya ingin iseng-iseng. Ternyata efeknya nggak seiseng awalnya, terlalu kusut untuk diluruskan, dan di bos ini pun santai aja tanpa merasa bersalah ingin menceraikan istrinya. Untungnya si anak buah ini yang mengambil inisiaif untuk mundur, dia juga perempuan, yang bisa sakit hati jika para pria sudah “flirting”, dan dia tidak mau terkena hukum karma –yang katanya ada-.
Contoh 10 : ada yang mau nyumbang contoh lainnya????? Atau jangan-jangan dari pembaca punya pengalaman sebagai cowok ganjen lainnya? Jangan sungkan-sungkan untuk ngaku, dijamin aman kok. J
Kalo ada protes, silahkan,…
Saya Cuma heran, kok mereka mau melakukan itu semua, apa karena pada dasarnya cowok tu suka sesuatu yang menantang???
Apa dasarnya mereka melakukan itu semua? Apa benar ketika mereka bilang “I love U” ke selingkuhannya, mereka benar-benar mencintainya, atau hanya lip service belaka? Mereka benar-benar cinta atau hanya nafsu sih????
Can U tell me???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar